BERSANDARLAH PADA ALLAH, JANGAN PADA AMAL
“BERSANDARLAH PADA ALLAH … JANGAN PADA AMAL”
Sebagian dari tanda bahwa seorang itu bergantung pada kekuatan amal dan usahanya, yaitu berkurangnya pengharapan atas rahmat dan karunia Allah ketika terjadi padanya suatu kesalahan dan dosa.
Orang yang melakukan amal ibadah itu pasti punya pengharapan kepada ALLAH, meminta kepada ALLAH supaya terkabul pengharapannya, akan tetapi jangan sampai orang beramal itu bergantung pada amalnya, karena hakikatnya yang menggerakkan manusia melakukan amal ibadah itu adalah ALLAH.
Sehingga apabila terjadi kesalahan, seperti, terlanjur melakukan maksiat, atau meninggalkan ibadah rutinnya, ia merasa putus asa dan berkurang pengharapannya kepada ALLAH.
Dan apabila berkurang pengharapan kepada rohmat ALLAH, maka amalnya pun akan berkurang dan akhirnya berhenti ia beramal.
Seharusnya dalam beramal itu meyakini bahwa semua dikehendaki dan dijalankan oleh ALLAH. sedangkan diri kita hanya sebagai media berlakunya Qudrat ALLAH.
Kalimat: Laa ilaha illalloh. Tidak ada Tuhan, berarti tidak ada tempat bersandar, berlindung, berharap kecuali ALLAH , tidak ada yang menghidupkan dan mematikan, tidak ada yang memberi dan menolak melainkan ALLAH.
Pada dasarnya syari’at menyuruh kita manusia untuk berusaha dan beramal. Sedang hakikat syari’at melarang kita menyandarkan diri pada amal dan usaha itu, supaya manusia tetap bersandar pada karunia dan rahmat ALLAH subhanahu wata’ala.
Apabila kita dilarang menyekutukan ALLAH dengan berhala, batu, kayu, pohon, kuburan, binatang dan manusia, maka janganlah menyekutukan ALLAH dengan kekuatan diri sendiri, seakan-akan merasa sudah cukup kuat dapat berdiri sendiri tanpa pertolongan ALLAH , tanpa rahmat, taufik, hidayat dan karunia ALLAH subhanahu wata’ala.
Mashaallah Alhamdulillah Tabarakallah
#SelfReminder
#Kitab Al- Hikam 📚