Amalan yang Hanya Melelahkan
๐ Amalan yang Hanya Melelahkan
Alkisah,
Suatu hari Atha As-Salami, seorang Tabi`in bermaksud menjual kain yang telah ditenunnya. Setelah diamati dan diteliti secara seksama oleh sang penjual kain, sang penjual kain mengatakan, โYa, Atha sesungguhnya kain yang kau tenun ini cukup bagus, tetapi sayang ada cacatnya sehingga saya tidak dapat membelinya.โ Begitu mendengar bahwa kain yang telah ditenunnya cacat, Atha termenung lalu menangis.
Melihat Atha menangis, sang penjual kain berkata, โAtha sahabatku, aku mengatakan dengan sebenarnya bahwa memang kainmu ada cacatnya sehingga aku tidak dapat membelinya, kalaulah sebab itu engkau menangis, maka biarkanlah aku tetap membeli kainmu dan membayarnya dengan harga yang pas.โ
Tawaran itu dijawabnya, โWahai sahabatku, engkau menyangka aku menangis disebabkan kainku ada cacatnya?
Ketahuilah sesungguhnya yang menyebabkan aku menangis bukan karena kain itu. Aku menangis karena aku menyangka bahwa kain yang telah kubuat selama berbulan-bulan ini tidak ada cacatnya, tetapi di mata engkau sebagai ahlinya ternyata ada cacatnya.
Begitulah hal yang aku rasakan terhadap TUHANku, aku menangis kepada ALLAH, dikarenakan aku membayangkan kelak, ketika catatan amal terbuka … Aku menyangka bahwa ibadah yang telah aku lakukan selama bertahun-tahun ini tidak ada cacatnya, tetapi ternyata mungkin di mata ALLAH sebagai ahli-NYA ada cacatnya, yang menyebabkan ibadahku tidak ALLAH terima …
Hal itulah yang menyebabkan aku menangis …
Aku takut jika kelak amalku menjadi sia sia.
๐ ALLAH berfirman didalam Al-Qurโan Surat Al Ghosyiyah, tentang manusia yang bersusah payah melakukan amal2, namun amalan itu tidak diterima, malah menyebabkan ia masuk ke dalam neraka.
Rangkayan ayat di awal surat ini bercerita tentang neraka dan para penghuninya. Ternyata salah satu penyebab orang dimasukkan ke neraka adalah amalan yang banyak dan beragam tapi penuh cacat. Baik motif dan niatnya, maupun tata cara yang tidak sesuai dengan sunnah Rosulullah ุตูู ุง ููู ุนููู ูุณูู .
Astaghfirullah …
Umar bin Khathab selalu menangis setiap saat ketika mendengar ayat ini.
โโู ุง ุดุงุก ุงููู ู ุง ุดุงุก ุงููู ุชุจุงุฑู ุงููู