Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar
BismillāhiRRohmāniRRohīm
Ramadan merupakan bulan yang penuh berkah dan penuh dengan peristiwa bersejarah. Di antara beberapa momentum berharga yang terjadi pada bulan Ramadan yaitu peristiwa Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar. Keduanya berkaitan erat dengan sejarah turunnya Alquran.
Dalam surah Al-Baqarah ayat 185 telah jelas diterangkan bahwa Alquran diturunkan pada bulan Ramadan. \”Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)\”. (QS. Al-Baqarah: 185).
Sejak dulu ada pertanyaan yang mengganjal di hati yaitu, Allah menurunkan wahyu Al-Qur’an di bulan Ramadhan (Al-Baqarah 185), dan Allah juga menegaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan di malam Lailatul Qadar, padahal Lailatul Qadar ada di 10 terakhir bulan Ramadhan, mengapa diperingati pada 17 Ramadhan?
Berikut adalah dalil bahwa Al-Qur’an diturunkan pertama ke Baitul Izzah sebelum diturunkan kepada Nabi صلى ا لله عليه وسلم .
Imam An-Nasa’i juga meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata: “……dan Al-Qur’an diletakkan di baitil izzah dari langit dunia kemudian Jibril menurunkan Alquran dengan membawanya kepada Muhammad صلى ا لله عليه وسلم dan membacakannya secara Tartil” (HR Al-Hakim)
Kapan terjadinya peristiwa tersebut?
Firman Allah: “… Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan.” (Al-‘Anfāl: 41).
Ibnu Abbas berkata bahwa yang dimaksud dengan ‘Furqan’ adalah perang Badar, hari dimana Allah memisah antara yang benar dan salah (HR Al-Hakim)
Kapan terjadinya perang Badar? Ulama ahli Tafsir yang juga ahli hadis dan sejarah, Al-Hafidz Ibnu Katsir menyampaikan sebuah riwayat:
Ali (bin Abi Thalib) berkata: “Malam Furqan adalah malam bertemunya 2 pasukan, pagi harinya malam Jum’at, 17 Ramadhan”
Ibnu Katsir memberi penilaian Ini adalah pendapat yang sahih menurut ulama ahli peperangan dan ahli sejarah (Tafsir Ibni Katsir 4/66)
Mashaallah Alhamdulillah Tabarakallah